Desa Giriwarno
Berawal dari sebuah cerita yang disampaikan para pendahulu kita, Desa Giriwarno awal mula berdiri pada Zaman Kerajaan Majapahit. terbukti, di Desa Giriwarno terdapat sebuah Kademangan Mangli, yang merupakan Pusat Pemerintahan pada saat itu, yang mana Demang adalah Abdi Keraton yang diberi tugas memimpin Pemerintahan di tingkat desa, sebagai tangan panjang seorang Raja.
Pada tahun 1942 Kademangan Mangli dipimpin oleh “Demang Ponco Samtoho” yang berakhir pada tahun 1945. Setelah Indonesia merdeka kemudian ada perubahan sistim pemerintahan, yakni proses perubahan dari Kademangan ke Desa.
Pada saat itulah muncul nama “Desa Giriwarno” yang berarti Giri : Gunung dan Warno : Warna, sehingga nama Giriwarno mempunyai arti Gunung yang berwarna-warni. Arti berwarna yaitu bahwa penduduk Desa pada saat itu terdiri dari berbagai macam, dari orang – orang Residivis, Partai Terlarang, penjahat/penjudi dan lain-lain. Tetapi berkat kegigihan Pemerintah Desa yang dipimpin oleh Bp. Moerijadi dibantu semua unsur masyarakat akhirnya warga bisa hidup rukun, saling toleransi dan hidup sebagai masyarakat umum, yang sebagian besar berprofesi sebagai petani.
Pada tahun 1945 Pemerintahan Desa Giriwarno dipimpin oleh seorang Kepala Desa, dan saat itu Kepala Desa yang terpilih dari 5 (lima) calon adalah Bp. Reso Suwito, yang menjabat sampai tahun 1971, dan di ganti oleh Bp. Moerijadi (Mantan RPKAD) sampai tahun 1998, Bp. Purwanto sampai tahun 2013, kemudian Bp. Slamet Widodo sampai sekarang.
Pada masa Pemerintahan Bp. Moerijadi pusat pemerintahan berpindah dari Mangli ke lokasi persawahan di Dusun Watuleter yang terkenal dengan sebutan “RONDO KUNING”.yang sampai sekarang merupakan lokasi Kantor Desa, Masjid Syukur, Puskesmas Pembantu, TK dan SDN I Giriwarno, dan Bumdes Rondo Kuning.
Pada tahun 1942 Kademangan Mangli dipimpin oleh “Demang Ponco Samtoho” yang berakhir pada tahun 1945. Setelah Indonesia merdeka kemudian ada perubahan sistim pemerintahan, yakni proses perubahan dari Kademangan ke Desa.
Pada saat itulah muncul nama “Desa Giriwarno” yang berarti Giri : Gunung dan Warno : Warna, sehingga nama Giriwarno mempunyai arti Gunung yang berwarna-warni. Arti berwarna yaitu bahwa penduduk Desa pada saat itu terdiri dari berbagai macam, dari orang – orang Residivis, Partai Terlarang, penjahat/penjudi dan lain-lain. Tetapi berkat kegigihan Pemerintah Desa yang dipimpin oleh Bp. Moerijadi dibantu semua unsur masyarakat akhirnya warga bisa hidup rukun, saling toleransi dan hidup sebagai masyarakat umum, yang sebagian besar berprofesi sebagai petani.
Pada tahun 1945 Pemerintahan Desa Giriwarno dipimpin oleh seorang Kepala Desa, dan saat itu Kepala Desa yang terpilih dari 5 (lima) calon adalah Bp. Reso Suwito, yang menjabat sampai tahun 1971, dan di ganti oleh Bp. Moerijadi (Mantan RPKAD) sampai tahun 1998, Bp. Purwanto sampai tahun 2013, kemudian Bp. Slamet Widodo sampai sekarang.
Pada masa Pemerintahan Bp. Moerijadi pusat pemerintahan berpindah dari Mangli ke lokasi persawahan di Dusun Watuleter yang terkenal dengan sebutan “RONDO KUNING”.yang sampai sekarang merupakan lokasi Kantor Desa, Masjid Syukur, Puskesmas Pembantu, TK dan SDN I Giriwarno, dan Bumdes Rondo Kuning.
Komentar
Posting Komentar